Perjalanan pun semakin
menarik sejak hari pertama dimulai, ketika titik awal perjalanan dimulai sejak
menyeberang bendungan Krueng Tateuk, menuju punggungan pertama, punggungan
Lamjame-Lam Krak menjadi tantangan awal semangat dan mental tim diuji. Tak
mudah melewatinya, hal ini terbukti dengan adanya ujian alam dengan harus
menyeberang hulu atas Krueng Tateuk. Proses menyeberang sungai dilakukan sampai
8 kali, dengan medan dan rute serta panjang yang selalu berbeda dan mengalami
variasi medan yang berbeda. Keuntungan psikologis dari variasi medan yang kami
lalui dihari pertama, justru memberi sisi positif dari penempatan titik akhir
(finish) untuk camp hari pertama, terbukti waktu untuk pencapaian target
pemberhentian pendakian selama dalam komitmen tim tercapai pada pukul 17.00 WIB
untuk menyelesaikannya dengan pencapaian maksimal. Tempat yang menjadi Camp I, dan
sudah berada di puncak punggungan Lamgeu Tuha.
Suara kicauan burung tepat berada di sela siluet matahari pagi, di antara pepohonan yang menjadi “penghuni” pegunungan ini, semakin menjelaskan betapa keseimbangan kehidupan dan mutualisme terjadi disini. Keanekaragaman hayati, seismo ethnic ekosistem, vlet compleks batu dan tanah, menjadi alasan utama tentang kenapa ini semua berjalan tanpa kepincangan disini. Semua unsur kehidupan saling ketergantungan dalam melestarikan dan membentuk kehidupan baru bagi seluruh spesies fauna dan flora pengisi ekosistem disini. Suasana pagi hari yang indah, tak tergantikan dengan suasana dan tempat yang lain. Penandaan (dugaan) awal tentang adanya tempat yang menjadi ajang “pertempuran” predator dan mangsanya, terdapat pada titik yang terlewati tim, dengan ditemukannya satu tanduk rusa sebelah kanan yang tergeletak di salah satu tanjakan menuju kuntur “tangga batu”. Tanduk rusa yang terlepas tadi, kemudian menjadi pembahasan menarik tim dimalam itu, ketika beristirahat dan bercerita menjelang kisah kegiatan indah hari ini ditutup.
Berbagai kawasan Hutan Topis menjadi pemandangan indah
nan eksotis di perjalanan yang terlewati, sebelum Tim menempuh jalur bebatuan
keras, tangga batu, bahkan sampai kepada batu dengan kategori endemik (Razord
Stone) yang sangat cadas, sehingga dengan dasar itulah kawasan Pegunungan Gle
Raja dikatakan sebagai kawasan Karst. Kriteria-kriteria pembentuk Karst
tercermin melalui keaslian bebatuannya dan pendukung asli kawasannya yang
“terselimuti” gagah oleh banyaknya bebatuan alam dan lubang gua yang dijumpai
disepanjang perjalanan. Juga ada dijumpai dalam perjalanan dikawasan
“bentangan” dinding batu ini, batu yang bersuara seperti gendang jika ditabuh
secara dinamis. Kawasan hutan tropis basah dan magestic menjadi andalan dalam
pemenuhan sumber makanan dan pelestarian kawasan karst itu sendiri. Tak ayal,
jika kondisi tidur tim dimalam itu berbeda dengan malam-malam sebelumnya. Tidur
dikawasan karst, di jejali medan batu cadas dan mengandalkan “hammock” sebagai media
peristirahatan yang tepat dan bersahabat. Rute pendakian dari berbagai variasi
ini terlewati sepanjang hari, mulai hari perjalanan kedua sampai pada hari ke
tujuh sebelum mencapai puncak Gle Raja.
Hari yang menjadi puncak dari penantian itu pun tiba,
hari ketujuh perjalanan pendakian. Tepatnya hari jum’at, 1 November 2013. Tim
menginjakkan kakinya dengan selamat di triangulasi tertinggi di Gle Raja (T.
3330) dengan ketinggian 1.658 MDPL dengan titik koordinat N05° 22'30,8” dan
E095°19'56,4” pukul 11.40 WIB. Tim yang beranggotakan 9 orang tersebut telah
berhasil menambah perbendaharaan kesuksesan pendakian berikutnya kepada Metalik.
Prosesi sampainya kepuncak dilakukan dengan ungkapan perasaan syukur kepada
Allah SWT, dengan mengumandangkan azan dan perasaan syukur dengan tidak ingin
menjadikan “pribadi” yang membesarkan perasaan bangga terlalu berlebihan dan
profesionalitas “tim” ingin selalu berjalan dengan maksimal dan memulai
kemapanan yang selalu diharapkan oleh seluruh Keluarga Besar Metalik. Semoga
tetap berjaya dan menancapkan supremasi tertinggi dengan pencapaian yang
sempurna, teruslah berjaya dan raihlah selalu yang pantas Engkau dapatkan!.
..............................................................................................
Catatan Pendakian Gle. Raja (T.3330) Part III
Reviewed by Mac_Noumi
on
23.55.00
Rating:
Tidak ada komentar: