Dikelilingi oleh puncak-puncak yang tinggi menjulang, Puncak Gunung S.223 menjadi yang tertinggi diantaranya. Ketinggiannya yang mencapai 2.344 MDPL menjadikannya kawasan yang cukup dingin. Liukan-liukan sungai dan aliran alur pada kawasan dasar gunung seakan memberi denyut tersediri dalam khasanah “penetralisir” alami sekaligus pemicu vital keberlangsungan dimensi kehidupan dari berbagai pola keberlangsungan disini. Kabut-kabut tebal yang sangat dingin yang kerap menutupi puncaknya menjadikan Puncak Gunung S.223 menjadi tak terbaca (tertutup awan) pada Peta Bakosurtanal Tahun 1977 (difoto dari udara) dan dicetak oleh RERTAK JANTOP TNI-AD Tahun 1978. Butiran-butiran air yang membias dan merembes pada penguapan verbal memberikan definisi tersendiri untuk kabut yang menyelimuti kawasan dan puncak S.223 itu (kabut plasma). Didukung oleh vegetasi yang sangat kompleks, seperti perdu tebal dan rapat, rumput dan ilalang gatron memberi hamparan tersendiri atas keindahan punggungan puncak berbentuk hamparan ini. Kokohnya bebatuan tebal dan keras sangat tepat jika ia terkesan membentengi puncak yang tak tersentuh oleh manusia ini (terakhir Kolonial Hindia Belanda / 1934) yang datang kekawasan ini, dengan membawa orang-orang yang dipaksa olehnya untuk membangun Triangulasi (pilar), dengan titik awal bergerak dari Batalyon Medan menuju Batalyon Tangse (terekam jelas pada jejak Triangulasi) dengan Pimpinan Mayor Infanteri Marsose Odessieu (data penulis dapat dari teks Berbahasa Belanda dari Rotterdam Valskh Admiastre dan diterjemahkan secara sederhana sesuai kebutuhan dasar penulisan pada konteks objek ini).
Mahasiswa Ekonomi Pecinta Alam dan Lingkungan
Hidup (METALIK) Universitas Syiah
Kuala, telah berhasil dan sukses melakukan kegiatan Ekspedisi ke Gunung dengan
Seri Skunder S.223 ini, pada 20 Februari sampai dengan 3 Maret 2016. Kegiatan
yang berlangsung selama 13 hari ini, dengan mengusung tema “Observasi Keragaman Hayati pada Kawasan Volcanos Compleks” telah
memberikan beragam dan multi definisi akan hal-hal khusus yang berkenaan dengan
ekspedisi ini. Dengan beranggotakan 6 orang sebagai tim pendakian, ekspedisi
ini tuntas dilaksanakan secara stabil dan terkendali. Logistik dan paket-paket
obat-obatan yang cukup memadai pun, sangat tepat dengan intensitas normal pada
penggunaannya secara keseharian.
Dengan menempuh titik awal (start) dari Desa Blang
Pandak, Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie. Tim Ekspedisi S.223 Metalik,
terlebih dahulu mendapatkan Kawasan Gunung Leuhop dengan Nomor Triangulasi
P.135 dan mempunyai ketinggian 2.078 MDPL. Seterusnya berhasil di tempuh dan
mencapai puncak pada hari ke- 3. Untuk menuju ke perjalanan berikutnya, Tim
melewati kawasan hutan lumut basah pada Kategori Hutan Tropis Basah. Berbekal
kemantapan dan semangat dengan iringan do’a dari seluruh partisipan yang
mendukung penuh ekspedisi ini, Tim berhasil melewati kawasan hutan rotan dan
dijejali sangat panjang oleh jejak jejak binatang (gajah) sejauh 2,17 KM (menurut
data penghitung jarak pada ekspedisi) dan diselingi oleh jejak-jejak tapak
harimau yang masih sangat baru sepanjang 1,1 KM dengan jelas bertanda pada
medan tanah lembab dan ilalang flat. Puncak Lhe Sagoe pun akhirnya berhasil
ditapaki oleh Tim Ekspedisi pada hari ke 8. Medan terasa mendukung karena
kondisi hujan tidak terjadi selama perjalanan. Pada puncak ini, kondisi
berkabut tebal dengan jarak pandang hanya 5 Meter. Akibatnya tim berjalan
senantiasa beriringan untuk menghindari berbagai resiko yang tidak diharapkan.
Variasi anggrek dan beragam flora yang “anonim”
belum terdata secara ensiklopedi konservasi pada type flora (2012), sangat
banyak dijumpai disepanjang jalan yang dilalui tim sampai pada Kawasan Puncak
S.223 nantinya. Hanya sekitar 3 jam lebih kondisi disepanjang medan ini
“membuka diri” terang dan sangat jelas mengamati sekeliling karena terbukanya
kabut, yaitu dari jam 06.15 – 09.35 WIB. Kondisi terang ini terjadi saban hari
selama ekspedisi berlangsung. Selebihnya, setiap waktu kabut menjadi aksesori
alam tersendiri menghiasi cakrawala langit setiap waktu dan malam serta
penghias ufuk “kaki langit” setiap pagi harinya. Ini yang menjadi nilai
istimewa, karena seolah-olah ia memberi citra dan dimensi “negri di awan”
kehidupan baru selama ekspedisi berlangsung.
Semalam sebelum puncak, Tim mengambil titik camp di
lereng kawasan tebing batu terjal. Hanya kreatifitas dan improvisasi untuk
bertahan hidup (survive), tim mengambil tempat camp tepat ditebing dibawah
Triangulasi S.223 (sekitar 400 Meter berdasar data elevasi GPS). Disini kondisi
camp, sangatlah spesial karena tim menjadikan perdu sebagai media untuk tidur
dengan cara hanya menekan dengan gaya besar sehingga layaknya seperti tempat
empuk dan layak untuk dibuat sebagai tempat untuk bermalam dengan dibentangkan
plastik hitam alas. Tak hanya sampai disitu, pada hari ke 9 ini Tim juga
mendapat menu masak malam harinya dari bahan yang tersedia oleh alam dikawasan
ini (bunga jantung pisang dan rebung lengkuas gajah). Sangatlah terkesan luar
biasa, karena secara asupan dan kadar penyeimbang gizi dari jenis tumbuhan ini
sangat bagus untuk mengimbangi dan memulihkan kondisi nutrisi dan vitamin pada
tubuh yang setiap hari diperlukan sepanjang ekspedisi berlangsung.
Tepatnya dihari ke 10 (Senin / 29 februari 2016) setelah
menempuh jalur pendakian bebatuan terjal dengan sudut kemiringan 77° (berdasar
data pengukur sudut kemiringan yang dipakai saat ekspedisi belangsung) dan
perdu rapat. Jam menunjukkan pukul 11.17 WIB, Alhamdulillah Tim menemukan
Triangulasi S.223. Rasa syukur dan kagum serta kebanggaan setelah menemukan
pencapaian (target) untuk ekspedisi kali ini. Mengumandangkan kebesaran (azan)
Allah Subhanahu Waa Ta’Ala menjadi aktifitas awal setelah tiba dipuncak S.223.
Syukur ini untuk apa saja yang telah diberikan Yang Maha Kuasa atas perjalanan
dan pencapaian selama ini. Senantiasa merasa penuh syukur dan bersembah sujud
atas apapun yang telah Sang Khaliq ciptakan dibumi serta jagad raya ini.
Panji-panji kebesaran pun berkibar, seterusnya dengan pengambilan beberapa foto
sebagai bentuk dokumentasi preview kegiatan. Kondisi pilar sudah tidaklah utuh
(patah) diduga oleh faktor alam seperti gempa dan binatang. Akan tetapi
pilarnya tidak hancur berkeping, melainkan hanya patah dengan semestinya
kondisi kelayakan atas ketahanannya. Disinilah dengan kondisi sedemikian rupa
patahan pilar, kami menemukan beberapa informasi awal atas Triangulasi ini
seperti tahun pembuatan pilar, nomor seri kode triangulasi, pimpinan dan
kelompok marsose dari batalyon tugas serta desain dan seni pembuatan
triangulasi. Tak ada bekas-bekas maupun penandaan kecil lainnya untuk kehadiran
manusia disini. Hal ini terbukti dengan kondisi pohon hutan, lumut dan flora
serta rumput yang masih sangat dinamis akan tumbuhnya. Setelah selesai
melakukan do’a bersama. Tim melanjutkan perjalanan untuk kembali dari
ekspedisi. Banyak hikmah yang berpengaruh pada kehidupan prinsipil, pribadi
maupun kehidupan lebih besar lainnya secara dimensi sosial dan psikis didapat
dari ekspedisi ini. Wallahu ‘Alam.!
KOORDINAT PUNCAK S.223:
N: 05. 00'. 55,2"
E: 096. 07'. 50,5"
Hari Kamis (3 Maret 2016) tepatnya hari ke- 13 jam 11.30
WIB. Tim kembali sampai di Desa Blang Pandak, Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie
dengan selamat. Suasana bahagia membekas disetiap lekukan muka dan bahasa tubuh
lainnya. Semoga tiada kesombongan yang bakal lahir. Rona kebahagiaan pun
terpancar dari setiap masyarakat yang kami jumpai di Desa Blang Pandak. Setiap
senyum yang kami jumpai beragam makna, tetapi satu isyarat. Iya, kami merasa
isyarat damai dan bahagia tentunya yang disajikan dari setiap wajah-wajah dengan
makna persaudaraan yang hakikat. Sesampai di rumah Kepala Desa Blang Pandak,
tim disambut dengan senang hati dan sukacita. Rasanya tak ingin sampai disini,
tetapi tiada banyak kata yang dapat tersadurkan dengan rapi sebagai ungkapan
rasa terima kasih ini. Hanya memohon kepada Allah Subhanahu Waa Ta’Ala, agar
diberikan keberkahan dan kebahagiaan hidup kepada semua yang telah mendukung
dan menyukseskan kegiatan ekspedisi ini dari awal sampai ini semua terlaksana
dengan sukses sebagaimana mestinya. Aminn Yaa Rabbal ‘Alamin...........
Aceh, 05 Maret 2016
METALIK
M 15005 AB
METALIK
M 15005 AB
Ekspedisi METALIK (S.223 Gunung Lhe Sagoe)
Reviewed by Mac_Noumi
on
07.27.00
Rating:
Keren bg nomi, boleh di posting ke web ni ?
BalasHapusALhamdulillah,,jikalau bermanfaat kenapa tidak.. hihi
HapusAlhamdulillah, makasih bang. Hehhe
BalasHapussama-sama...
Hapus