Kita
bergerak menuju awal masa persepsi dimulai. Ide-ide berawal dari sini, iya dari
meja ini. Jamuan seperti biasanya, hanya tersuguh sebatas minuman dan penganan
sesederhana mungkin. Benar, tidak terpungkiri lagi seperti hal lumrah lainnya.
Kita menduga, dimeja ini hanya kita berdua. Tetapi, tanpa ada dugaan yang
terencana kawan-kawan datang menyusul meramaikan pembicaraan kecil kita.
Terlebih, disaat kita mengakui “kita” menjadi lebih majemuk. Iya, besar. Akan
berbeda dengan pandangan besar di sekeliling kita, ditempat yang seharusnya
semua orang berada untuk berbagai kepentingan dan tujuan pencapaian yang
berbeda pula, tentunya semua berharap mendapatkan hasil akhir yang lebih baik.
Realita
menyindir kehidupan semua penghuni kekosongan, hingga terisi sesuai dengan
tujuan masing-masing disini. Ironisnya, perjalanan ini semua menjadi lebih
berarti dengan polesan sikut-menyikut. Seakan menjadi budaya baru, dalam
memulai babak baru. Saya tidak sependapat dengan hal ini. Alasannya sederhana,
mengapa harus mengambil satu jalan keluar? Bukankah, kita sebagai manusia sudah
diberikan Anugerah dan Rahmat oleh ALLAH SWT, dengan akal sehat. Bukankah
dengan “akal” dan “jiwa” yang sehat dapat membentuk hubungan silaturrahmi yang
baik, sehingga jalan keluar terbaik dapat diperoleh dari jalan seperti itu? Ya,
musyawarah.
Kita
disini semua sependapat dengan itu, maka wajarlah dengan keberadaan
mereka-mereka yang menggolongkan dirinya dalam fase eksklusif menyatakan pada
berbagai keadaan, merekalah yang terbaik. Pada dasarnya itu semua merupakan
awal dari “Rizqi” rezeki, tetapi apakah kalian menyadarinya? Kami berpikir iya
kalian mengangguk akan itu, tapi keraguan ini justru muncul pada bagaimana
kalian mensyukuri itu.
Sesekali
tawa dan kelakar bermunculan dimeja ini. Semua ini perlu, untuk melengkapi apa
yang badan ini butuhkan, agar terkesan santai dan tidak terlalu resmi.
Mengenai
cara kita masing-masing bertahan, tidaklah mengherankan jika setiap kita punya
cara tersendiri dalam menyelesaikan itu semua. “bertahan hidup, harus bisa
bersikap lembut”. Sedikit menyepelekan solusi yang terkesan keras, radikal atau
apalah. Tidak munafik akan itu, tapi saya masih yakin dengan proses mencari
solusi dengan damai, baik atau selevelnya. Justru, batin ini akan lebih tenang
jika semua ini terselesaikan dengan baik-baik saja, tanpa perlu adanya
kekerasan yang berefek tidak baik pada kita semua.
Kekeluargaan
itu tidak ada batasnya. Malah, dengan kekeluargaanlah pada konteks ini yang
harus diprioritaskan.
“Lingkaran, aku cinta
padamu”.
Sudahilah pembicaraan kita yang komplit hari ini, mulai
dari lingkungan terkecil sampai kami berguru pada wawasan global darimu, kawan.
Berbahagialah engkau para pemberi ilmu pada semua. Karena mereka, termasuk kami
selalu mendo’akanmu semoga tetap menjadi intelektual bahkan pribadi yang selalu
mendapat Ridha dari ALLAH SWT.
Semoga,
kita mengawalinya dengan Benar. Lindungi kami Yaa RABB. Sehingga jauh dari
takabur dan menjadi HambaMu yang sederhana dalam kehidupan dunia. Amiinn.
(Banda
Aceh, 2 juli 2013)
CriSing.. Hari Ini (Opini Awam)
Reviewed by Mac_Noumi
on
06.06.00
Rating:
sangat inspiratif bro
BalasHapusTemplate blog simple, elegant, dan seo friendly