Kalau ada yang bilang “sampah adalah sesuatu yang tidak
berguna” berarti itu mungkin ia sedang keliru. Karena sampah merupakan suatu
bahan baku yang kalau mengalami olahan dengan bumbu kreasi bakal menjadi
sesuatu yang bernilai guna. Sampah yang masih dapat di daur ulang, merupakan
awal dari sumber ide dan masukan yang bernilai tinggi bagi mereka yang
mempunyai daya nalar, daya kreatif, daya sabar yang luar biasa. Tak mudah
membentuk karakter itu, hanya bermodalkan kesabaran dan ketelitian saja tidak cukup.
Justru harus di ikuti dengan komitmen dan konsistensi tinggi, dalam
melaksanakan aktivitas mulia (mendaur ulang sampah) menjadi sesuatu yang
berdaya guna tinggi itu.
Banyak yang dapat diseimbangkan dengan ide-ide kreatif
akan bagaimana bijaknya mengelola sampah itu. Dari bahan-bahan (yang dulunya
dianggap sampah) kaleng bekas, karet, kaca, kain, bahkan unsur alam seperti
kayu, daun, akar bahkan kotoran sekalipun. Asumsi tepat dalam membaurkan ide
dan bahan baku dari sampah menjadi “produk” berguna itu, adalah memulai dan
membiasakannya dalam kehidupan sehari-hari, dimulai dari sesuatu yang kecil
tentunya. Sebab dalam melaksanakan hal seperti itu, sangatlah tidak tepat jika
harus terpaksa bahkan dipaksa dalam pelaksanaannya.
Sampah yang telah di daur ulang, akan menjadi poros dalam
mendukung segala tindakan bahkan berbagai program yang mengisyaratkan dan
mengupayakan percepatan implementasi bernilai ekonomi kreatif, sarat minat
bakat dan potensi mandiri, sampai pada hakikat penciptaan lapangan kerja jika
dikembangkan dalam skala menengah dan besar.
Pada pandangan reaktif, hal seperti itu menjadi pacuan
bagi lintasan ide-ide kreatif. Secara umum jika ini dikatakan subyektif pada
tatanan “Ekonomi Kreatif”. Selebihnya adalah pemahaman dan pengaplikasian pada
konteks “Daur Ulang”. Tidak hanya sampah, segala sesuatu yang dapat membuat
pandangan positif secara estetika, pragmatis, bahkan persuasif dapat
dikembangkan dalam paket “trust in brand” pencitraan produknya. Ada banyak
kesamaan dengan karya-karya yang dikemas dalam “bakat-minat” kreatif. Salah
satunya dapat kita lihat pada sesi karya, bagaimana sampah yang awalnya merusak
pandangan dari segala bentuk dapat di daur ulang menjadi bernilai guna tinggi.
Sampah yang dikelola dengan baik, tentunya dapat menjadikannya bentuk atau
produk yang tepat pula.
Dalam aspek dinamis, Islam tentunya. Kebersihan
dianjurkan untuk menghasilkan segala sesuatu yang nantinya dapat dikatakan
sebagai “Ibadah” produk yang sangat mulia tentunya. Anjuran dan pesan hikmah
selalu kita terima dalam hal menjaga kebersihan. Secara tidak langsung, sampah
dan hubungannya telah diajarkan pada kita semua dalam menjaga, mengelola dan
mendaurnya. Hanya saja, bagaimana kita sikapi bersama secara dewasa dan
bijaksana. Pertanyaan mendasar untuk mengakhiri tulisan yang dangkal ini,
“bagaimana perilaku kita dalam merespon masalah sampah ini? “. Sebab, sampah
merupakan salah satu masalah dunia dan setiap negara saat ini, tidak tertutup
kemungkinan sampai masa mendatang. Tidaklah logis, jika semua ide positif
penduduk dunia ini tentang masalah sampah, sampai kini belum ada solusinya.
Mulailah dari kehidupan sederhana pada kita. Semoga di Ridhai oleh Sang Khaliq.
(***)
Banda Aceh, 14
Januari 2016.
Sampah : Masalah Dunia Modern ?
Reviewed by Mac_Noumi
on
10.36.00
Rating:
Tidak ada komentar: