Kopi di penjuru dunia dikonsumsi dalam berbagai cara, dengan style yang berbeda, dan dengan kekentalan yang berbeda pula, tapi beberapa aspek pada area tertentu di planet ini boleh jadi akan mengejutkan.
Mungkin akan menjadi sebuah kejutan kecil untuk mengetahui bahwa Amerika Serikat adalah pasar tunggal paling besar bagi produk kopi, dan lebih mengejutkan untuk mengetahui bahwa pasar paling besar kedua adalah Jerman.
Tetapi mesti diketahui, orang Finlandia-lah pengkonsumsi paling banyak kopi per kapita di seantero dunia. Bahkan, Indonesia akhir-akhir ini juga tergolong padanya (Sumatera dan Kalimantan mendominasi pada kelas penikmat kopi sejati).
Tetapi mesti diketahui, orang Finlandia-lah pengkonsumsi paling banyak kopi per kapita di seantero dunia. Bahkan, Indonesia akhir-akhir ini juga tergolong padanya (Sumatera dan Kalimantan mendominasi pada kelas penikmat kopi sejati).
Cafe hampir menjadi trend di seluruh Amerika Utara dan Eropa, membuat penyajiannya (beserta sandwich, kue kering, dan minuman serta makanan ringan yang lain) menjadi industri yang sangat menguntungkan. Di area Timur Tengah, Afrika, Amerika Selatan dan Asia, kopi dipandang sebagai sesuatu yang hampir seperti rokok, dimana anda minum untuk menemani melakukan hal-hal lain, atau untuk bermasyarakat, ketimbang untuk menikmati kopi itu sendiri.
Di Eropa Utara, banyak orang mengadakan coffee party, yang mana kue dan roti kering turut disajikan.
Di seluruh dunia, perusahaan besar pengolah kopi mensponsori even di negara-negara kecil, untuk menentukan kopi yang mana yang memberikan 'cita rasa terbaik'. Kompetisi untuk meraih hadiah utama pada even ini sangat sengit, karena kemenangan bukan hanya berarti sebuah kontrak reguler untuk pembelian biji kopi, tetapi petani-petani lain juga akan membeli bibit dari varietas yang menang untuk kebun mereka sendiri.
Di U.K. (dimana teh pernah menjadi minuman tradisional pilihan) kultur kopi telah menyusul minuman teh, yang jelas-jelas merupakan minuman panas favorit. Teh tetap menjadi minuman pilihan, namun itu di India, yang dahulu dijajah Inggris. Bilamana di Jepang terkenal dengan upacara minum teh yang kompleks, orang Ethiopia juga mengadakan upacara minum kopi yang menjadi bagian penting dari budaya mereka.
Menjadi undangan pada upacara kopi Ethiopia dianggap memiliki prestise yang tinggi, dan prosedur upacara itu dapat berlangsung lebih dari dua jam.
Sebuah majalah kuliner menggambarkan: "Proses yang panjang dimulai dengan meletakkan piranti adat yang ditata di tatakan dari rerumputan panjang nan wangi. Pemanggangan biji kopi dilakukan dalam nampan datar di atas kompor arang kayu, asapnya berbau menusuk bercampur dengan aroma harum dupa yang terus dibakar selama upacara. Seorang wanita yang memimpin upacara dengan anggun menabur segenggam penuh biji kopi di nampan yang dipanaskan, lalu mengaduk dan menggoyang membuang ampas kotoran. Ketika biji kopi sudah berubah menjadi hitam bersinar dengan aroma minyak menyemerbak, mereka ditumbuk dengan alu dan lumpang panjang. Kopi yang telah ditumbuk itu pelan-pelan dituang ke dalam teko tanah liat hitam yang di tempat itu dikenal sebagai 'jebena', yang bagian bawahnya menggunakan alas jerami. Sang perempuan akhirnya menyajikan kopi dalam cangkir keramik kecil kepada keluarganya, para sahabat dan tetangga-tetangga dengan penuh hikmat menuangkan kucuran keemasan air kopi ke dalam masing-masing cangkir dari ketinggian satu kaki."
Turki, (sebagai pembawa tanaman kopi pertama ke kawasan Sumatera, Aceh dan Kawasan Deli Sekitarnya) mencitrakan kopi sebagai minuman keperkasaan bagi setiap pria, karena salah satu khasiat yang terdapat pada kopi, sebagai peransang gairah seksual, diyakini lebih berharga daripada mobil mewah dari seluruh merek terkenal yang dijual di negeri itu.
Sangat mengherankan bagi rakyat Maroko (pribumi) apabila para lelaki tidak mengkonsumsi kopi sebagai minuman pembuka di pagi hari sebelum beraktifitas (kecuali bagi mereka yang menderita sakit dan dianjurkan untuk mengurangi hal ini demi kondisi kesehatannya di masa pengobatan). Apabila saya bagian dari mereka (berandai menjadi rakyat setempat,,,hahaha) tentunya ucapan dan ajakan “jak ta jep kupie bengoh nyoe, ta meu seuraya” pasti tidak begitu sulit menerapkannya secara baik dan tidak berlebihan (over consume)……************
Kopi, pada jajaran Kultur Dunia
Reviewed by Mac_Noumi
on
11.49.00
Rating:
Tidak ada komentar: