A. Pengertian Hipotesis Penelitian.
Semula istilah hipotesis dari bahasa Yunani yang mempunyai dua kata ialah kata ”hipo” (sementara) dan ”thesis” (pernyataan atau teori). Karena hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya.Kemudian para ahli menafsirkan arti hipotesis adalah sebagai dugaan terhadap hubungan antara dua variable atau lebih (Malhotra,2005:18 dan Tuckman,2004:5).Selanjutnya Sudjana (2004:219) mengartikan hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya.
Atas dasar defenisi diatas,sehingga dapat diartikan bahwa hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji lagi kebenarannya.
Hipotesis penelitian adalah hipotesis kerja (Hipotesis Alternatif Ha atau H1) yaitu hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan dengan menggunakan teori-teori yang ada hubungannya (relevan) dengan masalah penelitian dan belum berdasarkan fakta serta dukungan data yang nyata di lapangan.
B.Macam-macam Permasalahan Penelitian. Penelitian pada tingkat eksplanasi (artinya memberikan keterangan terhadap variabel-variabel yang akan diteliti tentang objek penelitian melalui data yang dikumpulkan) dibagi menjadi tiga, yaitu: deskriptif, komparatif, dan asosiatif. Berdasarkan uraian di atas,maka permasalahan penelitian diuraikan sebagai berikut:
a. Permasalahan yang bersifat deskriptif yaitu permasalahan yang tidak membandingkan dan menghubungkan dengan variabel lain hanya menggambarkan variabel saja.
Contoh:
Seberapa banyak hasil panen udang windu di Kabupaten Aceh Jaya? Seberapa tinggi disiplin kerja pegawai di lembaga BPKP Aceh?
b. Permasalahan bersifat komparatif adalah permasalahan yang menggambarkan perbedaan karakteristik dari dua variabel atau lebih.
Contoh:
Adakah perbedaan kualitas belajar mahasiswa tugas belajar dengan mahasiswi izin belajar dalam pelajaran statistik?
c. Permasalahan bersifat asosiatif adalah permasalahan yang menghubungkan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih.Adapun menurut sifat hubungannya terdiri dari tiga jenis yaitu:
1) Hubungan simentris ialah hubungan yang bersifat kebersamaan antara dua variabel atau lebih.
Contoh: adakah hubungan antara keaktifan mengikuti kegiatan organisasi dengan tingginya prestasi belajar?
2) Hubungan sebab akibat (kausal) ialah hubungan yang bersifat mempengaruhi antara dua variabel atau lebih.
Contoh: seberapa besar pengaruh pupuk terhadap hasil panen padi?
3) Hubungan interaktif ialah hubungan antara dua variabel atau lebih yang bersifat saling mempengaruhi.
Contoh: adakah hubungan antara pemberian insentif dengan efektifitas kerja?
C.Jenis-jenis Hipotesis Penelitian. Berdasarkan tiga macam masalah penelitian tadi,maka ada tiga macam hipotesis penelitian (Hipotesis Alternatif),yaitu:
a. Hipotesis Deskriptif yaitu hipotesis yang tidak membandingkan dan menghubungkan dengan variabel lain atau hipotesis yang dirumuskan untuk menentukan titik peluang,hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan taksiran (estimatif).
Contoh: gaya mengajar dosen statistik mencapai 70% dari kriteria rata-rata nilai ideal.
Hipotesis deskriptif untuk keperluan pengujian dengan statistik,bentuk rumusan hipotesis deskriptif lengkap ialah ”Terdapat perbedaan antara titk taksiran (yang diperkirakan 5 ton/ha)”.
b. Hipotesis Komparatif dirumuskan untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang bersifat membedakan.
Contoh: ada perbedaan kemampuan berbahasa asing antara lulusan pondok pesantren X dengan lulusan SMU Y,yaitu lulusan pondok pesantren X lebih baik dari pada lulusan SMU Y.
c. Hipotesis Asosiatif dirumuskan untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang bersifat hubungan.Sedangkan menurut sifat hubungannya hipotesis penelitian atau alternatif ada tiga jenis yaitu:
1) Hipotesis hubungan simentris ialah hipotesis yang menyatakan hubungan bersifat kebersamaan antara dua variabel atau lebih,tetapi tidak menunjukkan sebab akibat.
Contoh: ada hubungan antara berpakaian mahal dengan penampilan.
2) Hipotesis hubungan sebab-akibat (kausal) ialah hipotesis yang menyatakan hubungan bersifat mempengaruhi antara dua variabel atau lebih.
Contoh: pergaulan bebas berpengaruh positif terhadap penyakit AIDS.
3) Hipotesis hubungan interatif ialah hipotesis hubungan antara hubungan antara dua variabel atau lebih yang bersifat saling mempengaruhi.
Contoh: terdapat hubungan yang saling mempengaruhi antara status sosial ekonomi dengan terpenuhi gizi keluarga.
Berdasarkan contoh hipotesis di atas,maka tampak jelas bahwa rumusan hipotesis penelitian yang berupa hipotesis kerja atau hipotesis alternatif merujuk pada tiga tingkatan yaitu: tingkat gambaran ataupun peluang terhadap keadaan satu variabel,perbedaan antara dua variabel atau lebih,dan hubungan antar dua variabel atau lebih.
D. Pengertian Hipotesis, Cara Membuat Hipotesis Yang Baik, Ciri-Ciri Hipotesis
1. Pengertian Hipotesis. Hipotesis adalah usulan keterangan untuk gejala. Dalam metode hipotetik-deduktif, hipotesis sebaiknya falsifabel, berarti bahwa mungkin bahwa itu bisa diperlihatkan bahwa itu adalah salah, biasanya oleh pengamatan.
Sebagai contoh, seorang pembaca yang menemukan artikel yang bermutu tinggi di Wikipedia mungkin membentuk hipotesis bahwa artikel Wikipedia hanya bisa diredaksikan oleh sangat memenuhi syarat profesor dengan Ph.D lipat ganda. Ini bisa dianggap sebagai hipotesis, karena falsifabel; bisa disalahkan dengan menyadari bahwa siapa saja bisa meredaksikan artikel Wikipedia, menggunakan pautan "Sunting halaman ini" di atas semua halaman. Suatu eksperimen sehubungan dengan ini adalah dengan mengklik pautan itu, meredaksikan halaman, dan menyimpannya. Jika halaman yang diganti muncul, dan anda tidak mempunyai ini Ph.D ganda, hipotesis anda disalahkan, dan eksperimen berakhir.
2. Cara Membuat Hipotesis Yang Baik Membuat Hipotesis yang Baik . Persyaratan untuk Membuat Hipotesis yang Baik yaitu :
- Berupa pernyataan yang mengarah pada tujuan penelitian dan dirumuskan dengan jelas.
- Berupa pernyataan yang dirumuskan dengan maksud untuk dapat diuji secara empiris. Menunjukkan dengan nyata adanya hubungan antara dua variabel atau lebih.
- Berupa pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teori-teori yang lebih kuat dibandingkan dengan hipotesis rivalnya dan didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli atau hasil penelitian yang relevan.
Menurut bentuknya, Hipotesis dibagi menjadi tiga: 1. Hipotesis penelitian / kerja: Hipotesis penelitian merupakan anggapan dasar peneliti terhadap suatu masalah yang sedang dikaji.
Dalam Hipotesis ini peneliti mengaggap benar Hipotesisnya yang kemudian akan dibuktikan secara empiris melalui pengujian Hipotesis dengan mempergunakan data yang diperolehnya selama melakukan penelitian. Misalnya: Ada hubungan antara krisis ekonomi dengan jumlah orang stress.
2. Hipotesis operasional: Hipotesis operasional merupakan Hipotesis yang bersifat obyektif.
Artinya peneliti merumuskan Hipotesis tidak semata-mata berdasarkan anggapan dasarnya, tetapi juga berdasarkan obyektifitasnya, bahwa Hipotesis penelitian yang dibuat belum tentu benar setelah diuji dengan menggunakan data yang ada. Untuk itu peneliti memerlukan Hipotesis pembanding yang bersifat obyektif dan netral atau secara teknis disebut Hipotesis nol (H0).
H0 digunakan untuk memberikan keseimbangan pada Hipotesis penelitian karena peneliti meyakini dalam pengujian nanti benar atau salahnya Hipotesis penelitian tergantung dari bukti-bukti yang diperolehnya selama melakukan penelitian. Contoh: H0: Tidak ada hubungan antara krisis ekonomi dengan jumlah orang stress.
3. Hipotesis statistik: Hipotesis statistik merupakan jenis Hipotesis yang dirumuskan dalam bentuk notasi statistik.
Hipotesis ini dirumuskan berdasarkan pengamatan peneliti terhadap populasi dalam bentuk angka-angka (kuantitatif).
Misalnya: H0: r = 0; atau H0: p = 0
3. Ciri-Ciri Hipotesis.
Ciri-Ciri Hipotesis yang Baik. Karakteristik Hipotesis yang Baik. Sebuah hipotesis atau dugaan sementara yang baik hendaknya mengandung beberapa hal. Hal – hal tersebut diantaranya :
1) Hipotesis harus mempunyai daya penjelas.
2) Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel-variabel.
3) Hipotesis harus dapat diuji.
4) Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
5) Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.
Berikut ini beberapa penjelasan mengenai Hipotesis yang baik :
- Hipotesis harus menduga Hubungan diantara beberapa variable.
Hipotesis harus dapat menduga hubungan antara dua variabel atau lebih, disini harus dianalisis variabel-variabel yang dianggap turut mempengaruhi gejala-gejala tertentu dan kemudian diselidiki sampai dimana perubahan dalam variabel yang satu membawa perubahan pada variabel yang lain.
- Hipotesis harus Dapat Diuji.
Hipotesis harus dapat di uji untuk dapat menerima atau menolaknya, hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data-data empiris.
- Hipotesis harus konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuan-.
Hipotesis tidak bertentangan dengan pengetahuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam beberapa masalah, dan terkhusus pada permulaan penelitian, ini harus berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yang sependapat dengan ilmu pengetahuan yang sudah siap ditetapkan sebagai dasar. Serta poin ini harus sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memeriksa literatur dengan tepat oleh karena itu suatu hipotesis harus dirumuskan bedasar dari laporan penelitian sebelumnya.
- Hipotesis Dinyatakan Secara Sederhana.
Suatu hipotesis akan dipresentasikan kedalam rumusan yang berbentuk kalimat deklaratif, hipotesis dinyatakan secara singkat dan sempurna dalam menyelesaikan apa yang dibutuhkan peneliti untuk membuktikan hipotesis tersebut..
E. MENGUJI HIPOTESIS
Suatu hipotesis harus dapat diuji berdasarkan data empiris, yakni berdasarkan apa yang dapat diamati dan dapat diukur. Untuk itu peneliti harus mencari situasi empiris yang memberi data yang diperlukan. Setelah kita mengumpulkan data, selanjutnya kita harus menyimpulkan hipotesis , apakah harus menerima atau menolak hipotesis. Ada bahayanya seorang peneliti cenderung untuk menerima atau membenarkan hipotesisnya, karena ia dipengaruhi bias atau perasangka. Dengan menggunakan data kuantitatif yang diolah menurut ketentuan statistik dapat ditiadakan bias itu sedapat mungkin, jadi seorang peneliti harus jujur, jangan memanipulasi data, dan harus menjunjung tinggi penelitian sebagai usaha untuk mencari kebenaran.
Daftar Pustaka:
1. Esterberg, Kristin G; Qualitative Methods in Social Research, Mc Graw Hill, New York, 2002.
Semula istilah hipotesis dari bahasa Yunani yang mempunyai dua kata ialah kata ”hipo” (sementara) dan ”thesis” (pernyataan atau teori). Karena hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya.Kemudian para ahli menafsirkan arti hipotesis adalah sebagai dugaan terhadap hubungan antara dua variable atau lebih (Malhotra,2005:18 dan Tuckman,2004:5).Selanjutnya Sudjana (2004:219) mengartikan hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya.
Atas dasar defenisi diatas,sehingga dapat diartikan bahwa hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji lagi kebenarannya.
Hipotesis penelitian adalah hipotesis kerja (Hipotesis Alternatif Ha atau H1) yaitu hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan dengan menggunakan teori-teori yang ada hubungannya (relevan) dengan masalah penelitian dan belum berdasarkan fakta serta dukungan data yang nyata di lapangan.
B.Macam-macam Permasalahan Penelitian. Penelitian pada tingkat eksplanasi (artinya memberikan keterangan terhadap variabel-variabel yang akan diteliti tentang objek penelitian melalui data yang dikumpulkan) dibagi menjadi tiga, yaitu: deskriptif, komparatif, dan asosiatif. Berdasarkan uraian di atas,maka permasalahan penelitian diuraikan sebagai berikut:
a. Permasalahan yang bersifat deskriptif yaitu permasalahan yang tidak membandingkan dan menghubungkan dengan variabel lain hanya menggambarkan variabel saja.
Contoh:
Seberapa banyak hasil panen udang windu di Kabupaten Aceh Jaya? Seberapa tinggi disiplin kerja pegawai di lembaga BPKP Aceh?
b. Permasalahan bersifat komparatif adalah permasalahan yang menggambarkan perbedaan karakteristik dari dua variabel atau lebih.
Contoh:
Adakah perbedaan kualitas belajar mahasiswa tugas belajar dengan mahasiswi izin belajar dalam pelajaran statistik?
c. Permasalahan bersifat asosiatif adalah permasalahan yang menghubungkan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih.Adapun menurut sifat hubungannya terdiri dari tiga jenis yaitu:
1) Hubungan simentris ialah hubungan yang bersifat kebersamaan antara dua variabel atau lebih.
Contoh: adakah hubungan antara keaktifan mengikuti kegiatan organisasi dengan tingginya prestasi belajar?
2) Hubungan sebab akibat (kausal) ialah hubungan yang bersifat mempengaruhi antara dua variabel atau lebih.
Contoh: seberapa besar pengaruh pupuk terhadap hasil panen padi?
3) Hubungan interaktif ialah hubungan antara dua variabel atau lebih yang bersifat saling mempengaruhi.
Contoh: adakah hubungan antara pemberian insentif dengan efektifitas kerja?
C.Jenis-jenis Hipotesis Penelitian. Berdasarkan tiga macam masalah penelitian tadi,maka ada tiga macam hipotesis penelitian (Hipotesis Alternatif),yaitu:
a. Hipotesis Deskriptif yaitu hipotesis yang tidak membandingkan dan menghubungkan dengan variabel lain atau hipotesis yang dirumuskan untuk menentukan titik peluang,hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan taksiran (estimatif).
Contoh: gaya mengajar dosen statistik mencapai 70% dari kriteria rata-rata nilai ideal.
Hipotesis deskriptif untuk keperluan pengujian dengan statistik,bentuk rumusan hipotesis deskriptif lengkap ialah ”Terdapat perbedaan antara titk taksiran (yang diperkirakan 5 ton/ha)”.
b. Hipotesis Komparatif dirumuskan untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang bersifat membedakan.
Contoh: ada perbedaan kemampuan berbahasa asing antara lulusan pondok pesantren X dengan lulusan SMU Y,yaitu lulusan pondok pesantren X lebih baik dari pada lulusan SMU Y.
c. Hipotesis Asosiatif dirumuskan untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang bersifat hubungan.Sedangkan menurut sifat hubungannya hipotesis penelitian atau alternatif ada tiga jenis yaitu:
1) Hipotesis hubungan simentris ialah hipotesis yang menyatakan hubungan bersifat kebersamaan antara dua variabel atau lebih,tetapi tidak menunjukkan sebab akibat.
Contoh: ada hubungan antara berpakaian mahal dengan penampilan.
2) Hipotesis hubungan sebab-akibat (kausal) ialah hipotesis yang menyatakan hubungan bersifat mempengaruhi antara dua variabel atau lebih.
Contoh: pergaulan bebas berpengaruh positif terhadap penyakit AIDS.
3) Hipotesis hubungan interatif ialah hipotesis hubungan antara hubungan antara dua variabel atau lebih yang bersifat saling mempengaruhi.
Contoh: terdapat hubungan yang saling mempengaruhi antara status sosial ekonomi dengan terpenuhi gizi keluarga.
Berdasarkan contoh hipotesis di atas,maka tampak jelas bahwa rumusan hipotesis penelitian yang berupa hipotesis kerja atau hipotesis alternatif merujuk pada tiga tingkatan yaitu: tingkat gambaran ataupun peluang terhadap keadaan satu variabel,perbedaan antara dua variabel atau lebih,dan hubungan antar dua variabel atau lebih.
D. Pengertian Hipotesis, Cara Membuat Hipotesis Yang Baik, Ciri-Ciri Hipotesis
1. Pengertian Hipotesis. Hipotesis adalah usulan keterangan untuk gejala. Dalam metode hipotetik-deduktif, hipotesis sebaiknya falsifabel, berarti bahwa mungkin bahwa itu bisa diperlihatkan bahwa itu adalah salah, biasanya oleh pengamatan.
Sebagai contoh, seorang pembaca yang menemukan artikel yang bermutu tinggi di Wikipedia mungkin membentuk hipotesis bahwa artikel Wikipedia hanya bisa diredaksikan oleh sangat memenuhi syarat profesor dengan Ph.D lipat ganda. Ini bisa dianggap sebagai hipotesis, karena falsifabel; bisa disalahkan dengan menyadari bahwa siapa saja bisa meredaksikan artikel Wikipedia, menggunakan pautan "Sunting halaman ini" di atas semua halaman. Suatu eksperimen sehubungan dengan ini adalah dengan mengklik pautan itu, meredaksikan halaman, dan menyimpannya. Jika halaman yang diganti muncul, dan anda tidak mempunyai ini Ph.D ganda, hipotesis anda disalahkan, dan eksperimen berakhir.
2. Cara Membuat Hipotesis Yang Baik Membuat Hipotesis yang Baik . Persyaratan untuk Membuat Hipotesis yang Baik yaitu :
- Berupa pernyataan yang mengarah pada tujuan penelitian dan dirumuskan dengan jelas.
- Berupa pernyataan yang dirumuskan dengan maksud untuk dapat diuji secara empiris. Menunjukkan dengan nyata adanya hubungan antara dua variabel atau lebih.
- Berupa pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teori-teori yang lebih kuat dibandingkan dengan hipotesis rivalnya dan didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli atau hasil penelitian yang relevan.
Menurut bentuknya, Hipotesis dibagi menjadi tiga: 1. Hipotesis penelitian / kerja: Hipotesis penelitian merupakan anggapan dasar peneliti terhadap suatu masalah yang sedang dikaji.
Dalam Hipotesis ini peneliti mengaggap benar Hipotesisnya yang kemudian akan dibuktikan secara empiris melalui pengujian Hipotesis dengan mempergunakan data yang diperolehnya selama melakukan penelitian. Misalnya: Ada hubungan antara krisis ekonomi dengan jumlah orang stress.
2. Hipotesis operasional: Hipotesis operasional merupakan Hipotesis yang bersifat obyektif.
Artinya peneliti merumuskan Hipotesis tidak semata-mata berdasarkan anggapan dasarnya, tetapi juga berdasarkan obyektifitasnya, bahwa Hipotesis penelitian yang dibuat belum tentu benar setelah diuji dengan menggunakan data yang ada. Untuk itu peneliti memerlukan Hipotesis pembanding yang bersifat obyektif dan netral atau secara teknis disebut Hipotesis nol (H0).
H0 digunakan untuk memberikan keseimbangan pada Hipotesis penelitian karena peneliti meyakini dalam pengujian nanti benar atau salahnya Hipotesis penelitian tergantung dari bukti-bukti yang diperolehnya selama melakukan penelitian. Contoh: H0: Tidak ada hubungan antara krisis ekonomi dengan jumlah orang stress.
3. Hipotesis statistik: Hipotesis statistik merupakan jenis Hipotesis yang dirumuskan dalam bentuk notasi statistik.
Hipotesis ini dirumuskan berdasarkan pengamatan peneliti terhadap populasi dalam bentuk angka-angka (kuantitatif).
Misalnya: H0: r = 0; atau H0: p = 0
3. Ciri-Ciri Hipotesis.
Ciri-Ciri Hipotesis yang Baik. Karakteristik Hipotesis yang Baik. Sebuah hipotesis atau dugaan sementara yang baik hendaknya mengandung beberapa hal. Hal – hal tersebut diantaranya :
1) Hipotesis harus mempunyai daya penjelas.
2) Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel-variabel.
3) Hipotesis harus dapat diuji.
4) Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
5) Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.
Berikut ini beberapa penjelasan mengenai Hipotesis yang baik :
- Hipotesis harus menduga Hubungan diantara beberapa variable.
Hipotesis harus dapat menduga hubungan antara dua variabel atau lebih, disini harus dianalisis variabel-variabel yang dianggap turut mempengaruhi gejala-gejala tertentu dan kemudian diselidiki sampai dimana perubahan dalam variabel yang satu membawa perubahan pada variabel yang lain.
- Hipotesis harus Dapat Diuji.
Hipotesis harus dapat di uji untuk dapat menerima atau menolaknya, hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data-data empiris.
- Hipotesis harus konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuan-.
Hipotesis tidak bertentangan dengan pengetahuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam beberapa masalah, dan terkhusus pada permulaan penelitian, ini harus berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yang sependapat dengan ilmu pengetahuan yang sudah siap ditetapkan sebagai dasar. Serta poin ini harus sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memeriksa literatur dengan tepat oleh karena itu suatu hipotesis harus dirumuskan bedasar dari laporan penelitian sebelumnya.
- Hipotesis Dinyatakan Secara Sederhana.
Suatu hipotesis akan dipresentasikan kedalam rumusan yang berbentuk kalimat deklaratif, hipotesis dinyatakan secara singkat dan sempurna dalam menyelesaikan apa yang dibutuhkan peneliti untuk membuktikan hipotesis tersebut..
E. MENGUJI HIPOTESIS
Suatu hipotesis harus dapat diuji berdasarkan data empiris, yakni berdasarkan apa yang dapat diamati dan dapat diukur. Untuk itu peneliti harus mencari situasi empiris yang memberi data yang diperlukan. Setelah kita mengumpulkan data, selanjutnya kita harus menyimpulkan hipotesis , apakah harus menerima atau menolak hipotesis. Ada bahayanya seorang peneliti cenderung untuk menerima atau membenarkan hipotesisnya, karena ia dipengaruhi bias atau perasangka. Dengan menggunakan data kuantitatif yang diolah menurut ketentuan statistik dapat ditiadakan bias itu sedapat mungkin, jadi seorang peneliti harus jujur, jangan memanipulasi data, dan harus menjunjung tinggi penelitian sebagai usaha untuk mencari kebenaran.
Daftar Pustaka:
1. Esterberg, Kristin G; Qualitative Methods in Social Research, Mc Graw Hill, New York, 2002.
2. Krathwohl David B, Social and Behavioral Science Research, Lind, Douglas A., Basic Statistics for Business and Economics, Mc Graw Hill International Edition, 2000.
3. Malhotra, Social Research Methods for Qualitative and Quantitative, International Boston Pers, 2005
4. Newman, W Laurence; Social Research Methods, Qualitative and Quantitative Approach. AB, Boston, New York, 2003.
5. Rosenbloom, David H., dkk., Public Administration, McGraw Hill Companies, 2002.
Hipotesis Riset untuk Manajemen
Reviewed by Mac_Noumi
on
09.49.00
Rating:
hipotesisnya sangat bagus kak
BalasHapuspengenyal makanan
Apakah ada hipotesis yang tidak perlu dilakukan pengujian?
BalasHapus