Most Recent

Terlahirnya Seorang Petualang.

          Apakah seorang pendaki ketinggian ekstrim (high altitude climber) harus seorang yang dibesarkan di dataran tinggi? Ataupun peranakan orang gunung? Jawabanya tidak. Ed Viesturs membuktikannya. Dibesarkan di Rockland, Illinois, yang alamnya berupa dataran, dimana satu-satunya struktur yang tinggi adalah menara air. Dilahirkan th 1959, dari seorang ayah imigran asal Latvia dan ibu imigran asal Jerman. 
      Viesturs, mulai tertarik dunia petualangan semenjak SMA. Keinginan mendakinya tumbuh setelah membaca buku Annapurna, kisah petualangan Maurice Herzog's , seorang pendaki legendaris dari Perancis. Viesturs yang saat itu berumur 15 th meminjam buku tersebut dari perpustakaan sekolah. Kekagumannya bukan kepada kisah tragis Herzog's yang hampir mati dan mengalami amputasi. Tetapi kepada bagaimana seseorang bisa merumuskan tujuan dan tak mengenal putus asa untuk mencapai tujuannya itu. 
        Petualangan sesungguhnya dimulai setelah Viesturs melanjutkan sekolahnya di Universitas Washington di Seattle, jurusan Kedokteran Hewan, th 1977. Dari jendela kamar asrama mahasiswanya dapat dilihat langsung Gunung Rainier (4392m). Maka hampir setiap akhir pekan tak peduli cuaca hujan atau cerah, Viesturs muda menyandang ransel menghabiskan waktunya disana. Terkadang dengan menumpang mobil yang lewat. Selanjutnya dia menjadi seorang guide di Rainer Mountaineering Inc terutama saat liburan musim panas. Setelah lulus sebagai seorang dokter hewan, th 1987, Viesturs sempat bekerja di sebuah klinik hewan milik temannya. Temannya memberikan keleluasaan untuk bekerja dan mengambil cuti untuk kegiatan mendakinya. Tetapi karena terlalu sering membolos kerja, dia dipaksa memilih : bekerja atau mendaki. Pilihannya adalah mendaki.

Tracker of The Year. 
        Ed Viesturss adalah pendaki nomor satu di Amerika. Di majalah National Geographic Adventure dia dinobatkan sebagai Penjelajah Tahun Ini (Adventurer of The Year 2005). 
      Pada tanggal 12 Mei 2005, Viesturs mencapai puncak prestasinya, mencapai puncak Annapurna (8091m) tanpa oksigen ataupun porter. Puncak prestasinya bukannya mendaki Everest (8850m), gunung tertinggi di dunia, tetapi dia telah menyelesaikan pendakian seluruh gunung berketinggian lebih dari 8000m. Yang berjumlah 14 buah. Everest sendiri telah berhasil didaki pada tahun 1989. Bahkan Viesturs telah mendakinya 6 kali (3 kali tanpa tabung oksigen, dam menjadi pendaki kedua (non sherpa) tersering mendaki Everest setelah Pete Athans). Dia menjadi pendaki ke 12, yang telah berhasil mendaki keseluruhan gunung 8000+ m. Dan menjadi pendaki ke 5 yang melakukannya tanpa bantuan tabung oksigen.

Pendaki yang konservatif. 
      Viesturs, dikenal sebagai seorang yang penuh perhitungan dalam setiap pendakiannya, atau sering disebut pendaki konservatif. 
       Dia tak segan untuk menghentikan pendakian dan memilih berbalik arah, jika dia rasakan resiko jiwa mengancam. Baginya pendakian adalah bukan untuk orang lain, bukan untuk dikagumi orang dan bukan untuk membuktikan apapun ke orang lain, tetapi pendakian adalah untuk dirinya. Sehingga kembali dalam keadaan selamat lebih penting dari apapun. Saat mencapai base camp nya, dia tidak peduli dianggap gagal dalam mendaki,. "Saya ingin menunjukan ke semua orang bahwa mendaki bukanlah mencari kematian, kamu dapat hidup untuk membicarakan pendakiannmu. Jika kita menjauhi hal tersebut (kematian), kita akan bisa meninggalkan ketidakpastian dari gunung itu sendiri. Saya ingin merubah (kegiatan pendakian gunung) menjadi sesuatu yang positif. 
      "Tercatat dia gagal mendaki Gunung Everest dua kali, tahun 1987 dan 1993, pertama kali gunung ini berhasil dia daki pada tahun 1990. Tahun 2001 gagal mendaki Nanga Parbat, kembali mencoba pada tahun 2003, dan berhasil. Tahun 2000 dan 2002, gagal mendaki Annapurna. Dan baru berhasil di tahun 2005. Kegagalan pada pendakian-pendakiannya akibat cuaca yang buruk di atas gunung. 
        Saat ini dia sangat puas dengan apa yang berhasil dicapainya, yaitu mendaki keseluruhan puncak, tanpa ada bagian tubuh yang teramputasi (karena pembekuan), dan tidak ada anggota timnya yang meninggal.

Tantangan Himalaya. 
        Secara resmi program pendakian 14 gunung tanpa bantuan oksigen ini dipublikasikan tahun 1994, setelah Ed Viesturs berhasil mendapatkan sponsor jangka panjang dari perusahaan alat mendaki gunung Mountain Hard Wear. Sponsorship ini membuat Viesturs lebih percaya diri untuk go public dengan programnya yaitu Endeavour 8000 (Usaha 8000). 
         Pada tahun 1994 tersebut Viesturs sudah menyelesaikan Kangchenjunga (8586m) pada tahun 1989, Everest (8850m) tahun 1990, K2 (8611m) tahun 1992, Lhotse (8516m) tahun 1994, Cho Oyu (8201m) tahun 1994. 
          Pada pendakian K2, Viesturs bersama Scott Fisher (Scott tewas dalam tragedi Everest 1996) hampir celaka. Saat itu terjadi hujan bongkahan salju, yang mengharuskannya membuat dan masuk dalam lobang perlidungan. Scott yang posisinya berada diatas tiba-tiba meluncur kebawah, dan menarik Viesturs dari dalam lobang perlindungannya. Keduanya meluncur, namun Viesturs berhasil menahannya dengan kapak esnya. 
          Tercatat Viesturs juga pernah menolong partner pendakiannya Jean Christophe Lafaille saat turun dari Broad Peak (8047m) pada tahun 2003, Viesturs bersama Denis Ubroko berjalan di malam hari selama 10 jam untuk menyelamatkan Christophe yang mendapat mengalami masalah pernafasan, diperkirakan stadium awal dari `pulmonary edema'.

Berturut-turut pendakian Viesturs setelah Cho Oyu adalah, Makalu
(8463m) tahun 1994 GasherbrumII (8035m) tahun 1995, Gasherbrum I
(8068m) tahun 1997, Broad Peak (8097m) tahun 1997, Manaslu
(8163m) tahun 1999, Dhualagiri (8167m) tahun 1999, Shishapangma
(8013m) tahun 2000, Nanga Parbat (8125m) tahun 2003 dan Annapurna
(8091m) tahun 2005.

Total waktu dibutuhkan untuk berhasil melengkapi keempat belas puncak tertinggi Himalaya 16 tahun.

Viesturs dan Tragedi Everest 1996 
         Saat terberat bagi Viesturs adalah saat kehilangan rekan pendakinya, seperti pada waktu tragedi Everest 1996, dimana adalah orang pertama yang melihat jenazah kedua rekannya Scott Fisher dan Rob Hall, di dekat puncak Everest, 12 hari setelah kematian mereka. Viesturs antara lain pernah mendaki bersama Rob Hall ke Everest dan Lhotse dan mendaki K2 dengan Scott Fisher. 
          Saat itu Viesturs berusia 36 th dan tergabung dalam Tim IMAX pimpinan David Breasher, sebagai pimpinan pendakian dan event organizer, tanggung jawab Viesturs saat itu adalah masalah logistik pendakian, sedang Breasher menangani logistik pembuatan film. Di malam tragedi itu Viesturs sempat melakukan kontak dan memotivasi Rob Hall supaya tetap bergerak. Hari berikutnya mereka mendapat kabar kalau Scott juga hilang. Sadar akan adanya tragedi besar yang sedang berlangsung, Viesturss dan Breasher segera bergerak naik untuk menolong anggota pendakian lain. Mereka berhasil membawa turun Makalu Gau dan Beck Weathers untuk dievakuasi. 
          Mengenang kejadian itu, Viesturs berkata " Saya merasakan emosi yang belum pernah saya alami. Saya belum pernah mempunyai teman yang mati, meninggalkan teman pendakian. Maka melihat jenazah teman sangatlah menyedihkan. Saat mendakati mereka, saya hanya bisa duduk terdiam, memberikan waktu bersama mereka. Kedua wajah mereka tertutup, saya merasa beruntung tidak harus melihat wajah mereka. Kedua istri mereka memintaku untuk mengambil barang-barang pribadi mereka, cincin pernikahan Scott dan Jam Rolex Rob, tetapi saya tidak dapat melakukannya, saya tidak dapat memegang mereka, saya terlalu dekat dengan mereka (sewaktu hidup). Dan sebelumnya, beberapa hari saya sudah menangis dan banyak membicarakan tragedi ini, jadi secara psikologi (seharusnya) membantu saya saat melihat mereka. Tetapi ada perasaan yang aneh, dan saya tidak tahu bagaimana melukiskannya."

Apa pendapatnya tentang kepuasaan finansial? 
          Saat menjadi pendaki belum dikenal, Viesturs tinggal di basement rumah temannya, dan juga bekerja sebagai tukang kayu. 
          Kesulitan finansial memang selalu menjadi hal biasa bagi seorang pendaki. Karena di Amerika dan di seluruh dunia, mendaki gunung bukanlah olah raga populer seperti baseball, footbal atau golf, yang dapat memberikan kelimpahan materi. 
         "Pendaki profesioanal bukanlah pekerjaan yang membuat kaya. Setiap tahun, saya dapat menghidupi keluarga saya dan membayar ekspedisi-ekspedisi saya utamanya karena mendapat bantuan dari sponsor. Sebagai balasan saya bekerja untuk mereka dalam perancangan dan pengetasan, pengajar, pemunculan, promosi dlsb. Hal ini membuatku tetap sibuk". 
     Walaupun terkenal, seorang Viesturs, masih harus mendekati dan mencari kesempatan untuk mendapatkan sponsor." Tidak banyak perusahaan yang dapat menggunakan kemampuan atau pesan penjualan dari seorang pendaki. Dasarnya adalah penjualan/marketing jika tidak ada keuntungan bagi mereka, maka tidak ada alasan mensponsori saya". 
          Saat ini Viesturs terlibat dalam perancangan tenda EV2 dan EV3 dari Mountain Hardware Expedition, Rangsel the Endeavor Series Expedition dengan JanSport; sarung tangan dan overboot dengan Outdoor Research, sepatu boot Timberland, juga perusahaan Thermos. Viesturs juga pernah menjadi `bintang tamu' dalam film Vertical Limit. Sponsor diluar dunia outdoor antara lain Microsoft XP, National Geographic, Rolex, bahkan Cisco.

Setelah ini, apa? 
             Setelah berhasil mendaki ke 14 gunung tersebut. Viesturs merasakan sedikit rileks. Walaupun begitu dia tetap ingin mendaki, "Bukan karena saya telah mendaki puncak-puncak tertinggi, gunung yang lain tidak menantang atau menarik. Ada ribuan gunung di planet ini yang dengan senang hati ingin saya daki". Bahkan bagi Viesturs sekalipun di usia 50-an, 60-an dan 70-an dia akan terus mendaki. 
            Mengenai rencana ke depan, Viesturs berkata"Saya masih mempunyai beberapa puncak yang ingin saya daki dan penjelajahan yang ingin saya lakukan dengan teman pendakian saya. Saya ingin tetap terlibat dalam indutri alam bebas. Saya sekarang bekerja dengan suatu grup perusahan-perusahaan besar dan terlibat dalam perancangan dan pengetesan. Saya memberikan pidato/ pelatihan motivasi, juga dan mungkin melanjutkan dalam pakaian. Tetapi, saya sebenarnya tidak tahu kemana karir saya. Hal tersebut tentu sesuatu yang saya pikirkan, sebab saya masih memerlukan untuk hidup dan menghidupi keluarga saya". Bagian tersulit adalah menjelaskan ke orang, kenapa kita mendaki gunung. "Kita mencari tantangan untuk diri kita sendiri, kita senang bekerjasama, dan kita mencintai lingkungannya. Perasaan-perasaan ini sangat berarti dan saya ingin mengalaminya lagi dan lagi."
           Pesannya untuk pendaki pemula :"mendakilah untuk menikmati pendakian itu sendiri dan lakukan untuk dirimu sendiri". Kurang lebih maksudnya, mendaki gunung bukanlah untuk dilihat atau dikagumi orang lain, tetapi untuk pencapaian diri sendiri. Jika ini dipahami, maka korban nyawa atau kehilangan anggota tubuh tidaklah perlu terjadi. Karena anggota tubuh dan nyawa lebih berharga dari pendakian itu sendiri.

BIODATA
Nama : Ed Viesturs
Tanggal lahir:22 Juni 1959
Berat badan : 75kg
Tinggi badan : 177cm
Pendidikan : Kedokteran Hewan, Universitas Washington, Seattle
Status : menikah (istri :Paula) dengan 3 anak (Gilbert, Ella, Anabel)
Menu training : Lari 11-12 km dalam satu jam, 4 hari latihan, 1 hari libur selama satu tahun. Angkat beban, sedikit set, tetapi banyak perulangan. Fokus ke stamina (endurance) dengan kekuatan (strength) sedang saja. Sebagai variasi, terkadang bersepeda, ski atau kayak.
Kondisi fisik spesial: Kapasitas paru-paru 7 lt (orang normal 45-6.5 lt), Batas Anaerobic tinggi (tidak mudah capai), VO2 Max tinggi.


Disarikan dari bahan-bahan Website : Ed Viesturs, Explorer web, National Geographic,dll. oleh (TM.Noumi)- penggemar Outdoor
Terlahirnya Seorang Petualang. Terlahirnya Seorang Petualang. Reviewed by Mac_Noumi on 13.16.00 Rating: 5

Tidak ada komentar: