Setelah kami ngopi
sore itu, bergeraklah menuju tempat yang sudah direncanakan bersama. Mengisi
kekosongan waktu dengan merencanakan dan melakukan Kegiatan Alam Terbuka
bersama kembali. Pada kesempatan kali ini, kami merencanakan ke Kawasan Pantai
Lange di Kawasan Lhoknga, Aceh Besar. Perjalanan yang kami rencanakan dengan
satu malam camp ini terlaksana pada
14 Maret 2016 lalu. Disini kami melakukan perjalanan tepat jam 17.30 WIB dari
titik awal keberangkatan Solong Ulee Kareng. Dengan mengendarai sepeda motor,
tim sukses sampai di Kawasan Pintu Masuk Lange pada jam 18.20 WIB.
Akan
tetapi ada satu hal yang membuat kami tertegun beberapa saat. Ketika beberapa
warga setempat meminta kami agar tidak masuk dan melakukan kegiatan di kawasan
tersebut pada malam harinya. Permintaan beberapa warga ini, menjurus ke hal-hal
yang tidak memperbolehkan kami masuk sama sekali ke kawasan Lange tersebut.
Dengan beberapa alasan yang berdasar pada hal-hal negatif yang dilakukan setiap
pengunjung setelah berkunjung ke tempat ini sebelumnya, mereka pun meminta kami
untuk tidak berada disana dan melakukan kegiatan dimaksud. Opsi lain yang di
tawarkan adalah keesokan harinya masuk ke kawasan ini. Tim menyambut dengan
bijaksana ketakutan warga dan aturan yang telah di buat warga setempat
menyangkut dengan hal-hal melakukan kegiatan disana. Akan tetapi, bukan
penggiat alam bebas namanya jika hal ini menjadi penghambat untuk melakukan dan
melaksanakan apa yang sudah di setting sebelumnya
untuk melaksanakan hobby nya. Berdampak dari hal itulah, tim memutuskan untuk
mencari tempat yang lain agar ini dapat berjalan sebagaimana mestinya. Langsung
saja setelah berpamitan, tim bergerak menuju “Tebing Baret” tempat yang telah
disepakati untuk dikunjungi.
Setelah melaksanakan Shalat Magrib disalah satu pondok di
kawasan kebun warga (tempat yang dilintasi tim) saat menuju ke Tebing Baret,
jam 20.17 WIB tim tiba di Kawasan Tebing Baret sebelah Barat dari jalur normal
yang telah di eksplor oleh kebanyakan orang. Akan tetapi bagi kalangan Penggiat
Alam Bebas dan Pemanjat Tebing jalur ini “mungkin” sudah tidak asing lagi.
Disinilah kisah berdasar hitungan “putaran
jarum jam” dimulai. Jam 21.00 WIB perlengkapan sudah dikeluarkan oleh tim
untuk dimaksimalkan penggunaannya. Ada salah satu hal yang sangat spesial
dimalam itu, karena tim menyediakan menu “Kuah
Kari Bebek, ala Kuah Beulangong Rimbawan” selain dari perlengkapan pancing
dan menu kegiatan pemancingan selama disana.
Dengan jumlah tim 9 orang saat itu, bermalam di Tebing
Baret menjadi ramai dengan segala aktivitas dan pembicaraan. Terutama saat
membersihkan dan memasak bebek sebagai menu awal malamnya. Sangat jelas terekam
bagaimana setiap orang beraktivitas sesuai dengan insting alaminya sebagai team work saat itu. Saya berkesimpulan,
akibat terbiasa di alam bebas membuat semua tak perlu harus ada instruksi
khusus untuk mengerjakan apa yang dapat di kerjakannya. Jelas ini merupakan
naluri dan insting yang tercipta bukan diciptakan. Ini merupakan respon spontan
otak dan batin.
Jelang tengah malam “Kuah Kari Bebek” ala masakan petualangan pun dapat dinikmati dan
sudah siap untuk disantap bersama. Berbagai cerita dan bahan-bahan canda tawa
pun terbawa menjadi menu iseng saat
itu. Setelah selesai makan malam, tim beraktivitas dengan kegiatan pemancingan
selayaknya sudah direncanakan sebelumnya. Disaat yang bersamaan pula, kami
mendapat pesan selular dari sebagian tim yang melakukan perjalanan pendakian ke
Gunung Cuplet Bulat di Kawasan Lamno, Aceh Jaya. Dari pesan singkat itu, tim
pendakian meminta kami semua turut mendoakan mereka dengan kondisi yang sudah
kesulitan air dan berharap hujan turun dengan “RahmatNya” untuk sekalian alam.
Disaat yang bersamaan pula kami membicarakan beberapa hal dan harapan bagi
mereka disana. Terbersit pula beberapa cerita teman-teman di tim malam itu,
tentang sebagian tim yang melakukan Kegiatan Pendakian Gunung Leuser di Kawasan
Gayo Lues. Sungguh fenomenal dengan banyak dan beragam kegiatan positif yang
dapat dilakukan oleh semua orang pada berbagai saat dan dimensi kegiatan yang
berbeda.
Pagi hari di Tebing Baret terasa indah sesuai kharisma
yang dimilikinya. Daya tarik yang berbeda dengan tempat lainnya, ia suguhi pada
kami semua dengan pemandangan Tebing Bebatuannya dan Garis Ufuk paginya disana.
Tak hanya itu, terekam jelas juga panorama Lampuuk dan kawasan sekitarnya yang
ideal menunggu kehadiran dan aktivitas semua. Beberapa jenis burung laut dan
kicauannya tampak dari kejauhan singgah di tempat-tempat tertentu untuk
melakukan rutinitas hidupnya. Beberapa dari itu terlihat sesekali menukik ke
air laut yang agak tenang dari desiran ombak pagi itu. Tak heran inilah yang
menciptakan suasana bertambah gairahnya kehidupan pagi disana.
Jelang siang tebaran jala dan pancingan dari tim
menghasilkan ikan-ikan segar yang dapat dijadikan menu makan siang. Ikan-ikan
segar ini digoreng dan dipanggang. Menjadikannya sebagai penggugah selera
makan. Ditemani dengan sambal (ala sendiri-non pabrik) untuk racikan ikan bakar
membuat selera makan jadi bangkit. Sayur sawi sebagai serat dengan racikan
“super hot” sambal lauknya membuatnya jadi penyeimbang nutrisi dan serat hayati
alami yang dapat dikonsumsi tim sebagai porsi makan sehat yang ideal.
Setelah sore dilewati dengan prepare dari semua yang dibawa oleh tim, jelang magrib kami
memutuskan untuk kembali. Setelah semua yang direncanakan terlaksana dengan
normal. Ada beberapa hal yang tidak ingin dilewatkan seharusnya disana sudah
terlaksana pada sehari sebelumnya saat berangkat menuju kesana. Hanya prosesual
alam yang menjadi daya tarik untuk dinikmati, selebihnya pengembangan hobby dan
kegemaran yang menjadikannya sebagai media penghibur positif yang secara
sederhana menurut kami paling mungkin untuk dilakukan. Apakah mesti harus
mengeluarkan biaya mahal untuk melaksanakan apa yang seharusnya dapat membuat
kita nyaman? Apakah harus melakukan destinasi panjang dan jauh untuk mendapat
kesenangan sebagai hiburan positif untuk kita? []
Banda Aceh, 16 Maret 2016
Sumber Foto : Rollis Juliansyah
22 Jam (Tebing Baret)
Reviewed by Mac_Noumi
on
13.38.00
Rating:
Tidak ada komentar: