Secara bersamaan dengan para khalayak ramai merayakan
“weekend” yang selalu bertujuan untuk mencari hiburan dan kesenangan yang dapat
menghilangkan kejenuhan selama saban hari beraktifitas. Tidak terkecuali dengan
Tim Metalik Adventure Destination, selalu dan terus mencari suasana yang
berbeda dengan yang lain dalam mencari tema “pelesir” dan lain dengan yang
lain. Kali ini mengusung tema melintasi kawasan “surga dunia” di pesisir
kawasan laut Aceh Besar, tepatnya arah rute Barat-Selatan Aceh. Kata kami,
kawasan ini tak kalah dengan eksotisme daerah pesisir laut lainnya di
Indonesia. Tak pelak, seorang teman menyatakan inilah “Raja Ampatnya” Aceh.
Iya, anda akan terpana dengan decak kagum yang tiada tara kala anda datang
berkunjung ke kawasan Gle Paroe Cut, Lhoong, Aceh Besar.
Sabtu, 9 Januari 2016 tim Metalik Adventure Destination
berjumlah 11 orang datang serta mengunjungi tempat ini. Jam 16.45 WIB
perjalanan di mulai dari Darussalam, Banda Aceh. Bahkan beberapa diantara tim
sudah pernah berkali-kali datang kesini. Bergerak awal dengan menggunakan
sepeda motor dan mobil “off-road”, tim mendapatkan kesan yang tak terkira.
Untuk mencapai lokasi ini, medan yang menantang menjadi teman dalam perjalanan,
mendaki di bebatuan, berjalan dijalan rimba, serta menanjak pada jalan
kendaraan “tak normal” menjadi momen yang sesuai dengan moda perjalanan menuju
ke Lokasi. Sesekali terlihat gugus pulau-pulau kecil yang berpencaran di
kawasan gunung dan pantai yang berpasir putih nan indah itu. Percaya atau
tidak, bonus sunset tepat jam 18.30 terekam jelas dihasil jepretan kamera kami.
Kondisi sunset yang memerah dan penuh (full Sunset) menjadi pesona awal
menjelang ketibaan ke Kawasan Paroe Cut.
Setelah istirahat shalat magrib, tim kembali melakukan
perjalanan ke Paroe Cut. Menjelang sampai ke Lokasi, kami bertemu penduduk
lokal yang kemudian mengarahkan kami ke tempat salah seorang diantara anggota
tim sudah sampai terlebih duluan sampai. Tak dinyana, Bang Sarbini itu
merupakan pengawas keamanan pada area tersebut. Tepat jam 19.46 WIB, Tim
Metalik Adventure Destination tiba di lokasi dimaksud. Sesampai disana langsung
di sambut oleh Ferdian dan Kawan-kawan yang notabene merupakan kelompok pemuda
kreatif pengelola kawasan itu. Suatu kesenangan dan kebanggaan dapat diterima
dengan ikhlas oleh para penduduk setempat.
Malam itu, disaat di kawasan perkotaan dipenuhi dengan
gemerlap lampu-lampu kota yang serba meriah dan gegap gempitanya suara riuh,
hiruk pikuk penghuninya. Justru kami di Alam terbuka dengan Eksotismenya Teluk
Paroe Cut, kami merasakannya dengan hal yang berbeda dan tak kalah menarik
dengan kehidupan para Penghuni Kota malam itu. Menikmati suasana cahaya-cahaya
lampu disana (kawasan Lhok Seudu) dan boat-boat nelayan dan lampu malamnya,
merupakan hal yang biasa. Tapi, menikmati itu semua dengan situasi kami semua
berada di puncak tebing dengan medan perjalanan terjal merupakan hal yang
jarang kami dapatkan sebelumnya. Bagaimana dengan anda?
Angin yang berhembus dengan tenang, suasana laut tenang
dengan sesekali melintas sampan kecil nelayan yang menebar jaring untuk dikutip
pagi harinya, api unggun, suara-suara getaran benang pancing yang sesekali
mengusik keheningan malam dan kicauan camar laut yang berteduh dan berhenti
beraktifitas seharian, serta suara-suara binatang kecil pengisi malam disekitar
Lokasi, menjadi pelengkap indahnya malam itu. Semua ciptaan Tuhan Yang Maha
Kuasa memberi kelengkapan kehidupan malam. Rasa syukur atas itu semua memberi
aura positif untuk kehidupan dan cara berpikir selanjutnya. Sesekali terbersit
ide, kalau seandainya “kayak” mengarungi teluk tenang nan indah itu, serta
keinginan untuk “dive” dan “scuba” seolah menjadi tantangan untuk dikerjakan
pada perjalanan berikutnya.
Jam 02.00 WIB dinihari, tim kembali meramaikan tenda yang
dengan sendirinya api unggun mulai membesar. Suasana “pecah’’ kembali ramai
saat adanya cumi-cumi berukuran besar mengenai jaring yang dipasang tim. Sontak
suasana menjadi ramai kembali dengan adanya menu makan malam yang sangat
spesial tanpa “daftar” sebelumnya apalagi sempat direncanakan tim. Semalam di
Paroe Cut ditutup dengan indah dengan kebersamaan dan keindahan tak
tergambarkan, setelah “saling bicara, tukar cerita” berakhir.
Subuh saat itu, langit keungu-unguan dan sedikit memerah
menjadi daya tarik dan keindahan Teluk Paroe Cut. Dimulailah pagi itu. Tampak
jelas karang-karang bermunculan keatas dari air laut, pertanda air laut lagi
surut. Bagi yang suka “bersnolke ria” dapat langsung mencurahkan hobby nya di
tempat ini. Juga bagi yang gemar dengan ekstrimsnya olahraga Kayak, dapat
langsung melaksanakannya dengan senang hati. Warna kebiruan dan kehijauan air
laut, menjadikan suasana Teluk Paroe Cut menjadi seolah-olah punya karakter 3
dimensi”3D Oceanotaxomine”. Kami mengira, kita semua sepakat, kalau keindahan
ini merupakan sebagian kecil dari banyak Ciptaan Allah SWT yang indah tak
terkira keindahannya.
Nyaris luput dari cerita ini, dilokasi ini kami juga
menjumpai tanaman yang ditata dengan sangat bagus oleh Sarbini cs, menjadi ikon
taman mini di tengah “rimba” pesisir ini. Jenis tanaman Kadaka Tanduk Rusa (platycerum
alcicorne Gaud) seakan mempunyai kesan tersendiri jika ditata dengan rapi dan
didekorasi sebagai tanaman penyambut di “gapura” kedatangan semua pengunjung
kawasan ini.
Dimanjakan oleh eksotisme alam dan
nuansa indah panorama Kawasan Paroe Cut ini, membuat kami “lupa waktu” seolah
mengisyaratkan tak ingin beranjak dari kawasan ini secepatnya. Rasa penasaran
terhadap kawasan ini secara keseluruhan, belumlah terjawab dengan tuntas. Insya
Allah dilain waktu kita akan kembali. Jam menunjukkan pukul 16.00 WIB, tepatnya
sore minggu 10 Januari 2016, kami harus kembali dan bersiap menghadapi hari-hari
penuh aktivitas berikutnya.
Kepulangan kembali harus mendapatkan
moment dan kesan petualangan tak terkira. Mobil “off-road” yang kami tumpangi
harus tukar ban, karena medan yang dilalui bebatuan cadas membuat ban bocor dan
harus diganti. Menunda waktu berjalan sampai setengah jam, sampai akhirnya ban
selesai diganti. Tim kembali melanjutkan perjalanan pulang ke Banda Aceh.
Sesampai dikawasan pegunungan Paro-Kulu, tim berhenti pada salah satu kedai
penjual Durian di pinggir jalan. Anda semua pastilah sudah mengetahui apa yang
terjadi berikutnya, pada saat berhenti. Waktu Magrib tiba, tepatnya di kawasan
dekat Lhok Nga, istirahat shalat magrib. Setelah itu perjalanan dilanjutkan ke
kawasan KM 20, untuk Tim mengambil titik Check Point Tebing dan sekaligus
membuat Plotting Marked Area untuk lanjutan Perjalanan yang nantinya akan
dilaksanakan pada waktu lainnya. Dari sinilah catatan singkat tentang
Perjalanan Ke Glee Paroe Cut berakhir, setelah jam 20.45 WIB Tim sampai kembali
ke Banda Aceh. Sampai jumpa pada kisah berikutnya. Bukankah mencari sesuatu
dengan lahirnya banyak pekerjaan dan aktivitas kreatif lebih baik daripada
kegiatan yang tak bermanfaat dan terkesan bertentangan dengan kaidah dan
norma-norma yang berlaku? (***)
Banda Aceh, 11 Januari 2016
METALIK FE
UNSYIAH
------------------Resume Photo--------------
(Sumber Foto: M 19002 KK & M 23002 BK)
Pesona Paroe Cut (catatan kecil perjalanan)
Reviewed by Mac_Noumi
on
11.07.00
Rating:
Tidak ada komentar: